Program penurunan berat badan tak hanya berguna untuk orang dewasa tapi
juga anak-anak. Dua studi dari Eropa pun menunjukkan bahwa menerapkan
program diet sejak dini dapat meningkatkan peluang anak agar tumbuh
langsing.
Kekhawatiran muncul karena berat badan berlebihan di masa kecil biasanya terbawa hingga dewasa, padahal hal ini selalu dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes dan gangguan kesehatan lainnya.
Pada studi pertama, peneliti dari Belanda menemukan bahwa anak berusia 3-5 tahun yang obesitas terlihat memperoleh manfaat dari program diet yang dilakukannya sejak kecil secara berkelanjutan, setidaknya 7 bulan setelah program itu berakhir.
Tim peneliti Belanda yang dipimpin oleh Gianni Bocca dari Beatrix Children's Hospital, Groningen memperoleh kesimpulan itu setelah mempelajari 75 anak obesitas yang diminta secara acak untuk menjalani diet biasa atau diet intensif. Program dietnya berlangsung selama 4 bulan dan terdiri atas 25 sesi dengan konsultan diet dan konseling perilaku yang ditujukan untuk orangtua partisipan.
Setahun setelah studi dimulai, anak-anak yang menjalani diet intensif mengalami penambahan berat badan rata-rata sebesar 1,9 kg sedangkan yang menjalani diet biasa bertambah hingga 3 kg.
Perbedaan ini dipastikan oleh hasil perhitungan indeks massa tubuh (BMI) partisipan dimana anak yang menjalani diet intensif BMI-nya turun satu unit sedangkan anak yang menjalani diet biasa tak mengalami perubahan BMI sama sekali.
Senada dengan itu, studi kedua dari Swedia menunjukkan bahwa anak di bawah 10 tahun yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan cenderung mengalami penambahan berat badan yang lebih lambat ketimbang remaja yang melakukan diet intensif.
Hal ini menunjukkan bahwa anak di bawah 10 tahun yang mengalami obesitas masih dapat tertangani dengan intervensi dini. Studi ini dipimpin oleh Pernilla Danielsson dari Karolinska Institutet, Stockholm.
"Apa yang diperlihatkan kedua studi ini adalah jika kita mengintervensi kondisi itu lebih awal maka kita benar-benar dapat memperoleh efek perubahan tren penambahan berat badan pada anak-anak," ujar Elsie Taveras, seorang dokter anak dari Harvard Medical School dan Boston Children's Hospital yang menuliskan editorial untuk laporan studi ini seperti halnya dilansir dari today.com, Rabu (31/10/2012).
Menurut Taveras, temuan kedua studi ini tentu semakin memperkuat bukti bahwa memberikan perhatian khusus pada anak-anak merupakan cara potensial untuk mencegah epidemi obesitas secara global.
Apalagi menurut Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2008 saja lebih dari sepertiga generasi muda di AS mengalami kelebihan berat badan ataupun obesitas. Angkanya juga meningkat tajam di Eropa, meski masih lebih rendah daripada AS.
Kekhawatiran muncul karena berat badan berlebihan di masa kecil biasanya terbawa hingga dewasa, padahal hal ini selalu dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes dan gangguan kesehatan lainnya.
Pada studi pertama, peneliti dari Belanda menemukan bahwa anak berusia 3-5 tahun yang obesitas terlihat memperoleh manfaat dari program diet yang dilakukannya sejak kecil secara berkelanjutan, setidaknya 7 bulan setelah program itu berakhir.
Tim peneliti Belanda yang dipimpin oleh Gianni Bocca dari Beatrix Children's Hospital, Groningen memperoleh kesimpulan itu setelah mempelajari 75 anak obesitas yang diminta secara acak untuk menjalani diet biasa atau diet intensif. Program dietnya berlangsung selama 4 bulan dan terdiri atas 25 sesi dengan konsultan diet dan konseling perilaku yang ditujukan untuk orangtua partisipan.
Setahun setelah studi dimulai, anak-anak yang menjalani diet intensif mengalami penambahan berat badan rata-rata sebesar 1,9 kg sedangkan yang menjalani diet biasa bertambah hingga 3 kg.
Perbedaan ini dipastikan oleh hasil perhitungan indeks massa tubuh (BMI) partisipan dimana anak yang menjalani diet intensif BMI-nya turun satu unit sedangkan anak yang menjalani diet biasa tak mengalami perubahan BMI sama sekali.
Senada dengan itu, studi kedua dari Swedia menunjukkan bahwa anak di bawah 10 tahun yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan cenderung mengalami penambahan berat badan yang lebih lambat ketimbang remaja yang melakukan diet intensif.
Hal ini menunjukkan bahwa anak di bawah 10 tahun yang mengalami obesitas masih dapat tertangani dengan intervensi dini. Studi ini dipimpin oleh Pernilla Danielsson dari Karolinska Institutet, Stockholm.
"Apa yang diperlihatkan kedua studi ini adalah jika kita mengintervensi kondisi itu lebih awal maka kita benar-benar dapat memperoleh efek perubahan tren penambahan berat badan pada anak-anak," ujar Elsie Taveras, seorang dokter anak dari Harvard Medical School dan Boston Children's Hospital yang menuliskan editorial untuk laporan studi ini seperti halnya dilansir dari today.com, Rabu (31/10/2012).
Menurut Taveras, temuan kedua studi ini tentu semakin memperkuat bukti bahwa memberikan perhatian khusus pada anak-anak merupakan cara potensial untuk mencegah epidemi obesitas secara global.
Apalagi menurut Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2008 saja lebih dari sepertiga generasi muda di AS mengalami kelebihan berat badan ataupun obesitas. Angkanya juga meningkat tajam di Eropa, meski masih lebih rendah daripada AS.