Tetapi,
kabarnya di dalam rumah tangga selalu saja ada kerikil yang akan
mengganggu perjalanan mulus pasangan hidup. Salah satunya biasa dialami
oleh pengantin wanita di kurun waktu 3 bulan menikah.
Masalah pekerjaan
Yang
tadinya baik-baik saja tiba-tiba datang seperti membebani dan memancing
emosi. Masalah pekerjaan mau tak mau akan mempengaruhi emosi, terutama
jika orang tersebut kurang bisa memanajemen emosinya.
Untuk itulah
seringkali didengar nasehat, jangan membawa pekerjaan pulang ke rumah.
Maksudnya hanya satu, supaya masalah pekerjaan tidak menjadi batu
sandungan bagi keluarga baru. Dan saat pulang ke rumah, keduanya bisa
fokus kembali ke atmosfer keluarga.
Masalah keuangan
Karena
uang hasil 'angpao' pernikahan sudah mulai habis, goyahlah keuangan
sebuah rumah tangga. Apalagi jika keduanya tidak bisa maintain
pengeluaran dan memilah mana yang harus dibeli dan mana yang tidak.
Masalah
ini seringkali terjadi dan dialami sekian banyak pasangan baru menikah.
Belum lagi apabila kebiasaan memaintain keuangan itu berbeda, hal ini
bisa memunculkan satu masalah yang besar dan mengganggu keharmonisan
berumah tangga.
Persoalan keuangan, kebiasaan lama tidak boleh
menjadi sesuatu yang memicu pertengkaran. Buat sistem keuangan baru yang
bisa dijalankan di keluarga, yang merupakan kesepakatan bersama
sehingga tidak lagi saling menyalahkan.
Masalah isu keluarga
Gosip,
isu, atau apapun itu kerap membuat para istri menjadi resah dan stres.
Apalagi jika tinggal bersama mertua, nah maka muncullah berbagai masalah
yang mungkin seharusnya tidak terjadi.
Banyak orang tua pengantin
wanita yang akhirnya menyarankan agar anaknya punya rumah sendiri dan
mandiri. Tujuannya adalah supaya rumah tangga terhindar dari masalah
percekcokan menantu mertua.
Masalah komunikasi
Kalau
dulu sebelum menikah, karena tidak tinggal bersama maka komunikasi harus
selalu dijaga. Namun, karena sudah menikah dan tinggal satu atap, kerap
kali suami menyepelekan soal komunikasi ini. Munculnya komunikasi satu
kata semakin santer. Apabila istri bertanya, jawaban yang keluar dari
mulut hanya iya, ok, tidak, terserah, atau apapun itu akan menimbun
ketidaknyamanan dan memperburuk komunikasi keduanya.
Agar hal ini
bisa diatasi dengan baik, hindari komunikasi satu kata. Dan buat agar
komunikasi tersebut jadi lebih hangat dan sambung menyambung.
Masalah lingkungan dan pertemanan
Sudah
menikah jelasnya tidak bisa sebebas dulu setelah menikah. Dan sebagian
besar wanita akan merindukan kebebasannya seperti dulu. Ada yang ingin
tetap bertemu dan ngumpul dengan teman-teman wanitanya untuk sekedar
ngerumpi, tetapi pekerjaan rumah sudah menanti.
Dan kerinduan ini kerap kali membuat wanita stres dan merasa kebebasannya terenggut.
Agar
tidak menjadi bumerang dan dipersalahkan, baiknya masalah pertemanan
ini bisa dibicarakan dengan suami bagaimana baiknya. Toh tidak setiap
hari pula waktu istri dipakai untuk berkumpul dengan teman.
Selama
kerja sama suami dan istri itu baik, komunikasi berjalan lancar,
ketakutan akan tidak bahagia itu tak akan datang. Justru semakin hari,
pernikahan akan semakin matang dan bahagia.