Banyak kabar terdengar, untuk memperoleh kepercayaan diri yang kuat maka seseorang mengonsumsi minuman alkohol.
Cara ini konon kerap dilakukan sebagian artis sebelum naik panggung,
agar dirinya tidak merasa gugup. Pada orang-orang yang berniat untuk
tawuran, minum alkohol dipercaya memunculkan keberanian.
Ditinjau dari sisi medis, memang ada hubungan antara alkohol dan
pengaruhnya menjadikan seseorang berbuat nekat. Studi yang dilakukan
Universitas Illinois di Chicago College of Medicine menemukan, hal itu
terjadi karena alkohol mempengaruhi kerja otak. Alkohol membuat
komunikasi bagian otak yang disebut amigdala dan korteks prefrontal
menjadi bermasalah. Kedua bagian tidak terhubung secara sempurna.
Komunikasi amigdala dan
korteks prefrontal ini diperlukan agar seseorang bisa menganalisa
lingkungan. Analisa ini diperlukan supaya terbentuk sebuah informasi
yang kemudian merangsang otak untuk menentukan reaksi yang perlu
diambil.
“Ketika amigdala dan korteks prefrontal berinteraksi, memungkinkan kita untuk secara akurat menilai lingkungan kita dan memodulasi reaksi kita terhadap hal itu , ” kata Dr Phan Luan , profesor psikiatri di Universitas Illinois, seperti dikutip She Knows.
” Pengolahan emosional melibatkan antara amigdala dan daerah otak yang terletak di korteks prefrontal yang bertanggung jawab untuk kognisi dan modulasi perilaku , ” tambah Dr Phan.
Sewaktu alkohol membuat komunikasi antara amigdala dan korteks
prefrontal terganggu, maka seseorang memiliki reaksi emosional yang
cenderung negartif. Misalnya, mereka tidak takut berbuat sesuatu yang
memalukan, tidak segan melakukan penyerangan atau agresif, dan menarik
diri dari lingkungan sosial. Mereka juga tidak mampu membedakan
ekespresi emosi yang berbeda.
Tidak heran jika peminum alkohol kadang tidak bisa dipahami
ucapannya. Kadang tindakannya pun diluar batas kelayakan. Mereka tidak
mampu menganalisa lingkungannya dan bertindak tanpa dipikir terlebih
dahulu.
Studi diterbitkan dalam jurnal Psychopharmacology.