Memiliki paru-paru yang sehat ternyata tak
hanya membuat orang bisa bernapas lebih lega dan bebas dari penyakit.
Tapi juga membantu otak jadi mudah berpikir dengan lancar.
Sebuah studi baru menemukan kesehatan paru-paru yang baik dapat membuat seseorang mempertahankan kecepatan pemrosesan otak dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Para peneliti menuturkan fungsi paru-paru yang berkurang akan memiliki efek negatif pada kemampuan berpikir seseorang. Namun jika terjadi perubahan fungsi berpikir maka hal ini tidak akan mempengaruhi kesehatan paru-paru.
Dalam studi ini peneliti menganalisis data dari 832 orang yang berusia 50-85 tahun di Swedia selama 19 tahun, dan hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science.
"Kesimpulannya apapun yang bisa Anda lakukan untuk mempertahankan fungsi paru-paru dapat bermanfaat bagi kinerja cairan kognitif di otak," ujar penulis studi Charles Emery, profesor psikologi di Ohio State University, seperti dikutip HealthDay, Sabtu (13/10/2012).
Emery menambahkan melakukan latihan rutin dan berhenti merokok merupakan metode utama dalam menjaga kesehatan paru-paru. Namun faktor nutrisi dan paparan lingkungan dengan meminimalkan polusi juga bisa berperan.
Meski studi ini tidak melihat hubungan kedua hal ini, tapi Emery dan kolega memperkirakan kesehatan paru-paru yang buruk dapat menurunkan ketersediaan oksigen dalam darah. Hal ini pada gilirannya dapat mempengaruhi zat kimia yang mengirimkan sinyal ke sel-sel otak.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa fungsi paru-paru dapat berpengaruh terhadap aspek-aspek lain di tubuh. Hal ini memberikan wawasan baru terkait penurunan di bagian tertentu bisa berkontribusi terhadap fungsi di daerah lain.
Sebuah studi baru menemukan kesehatan paru-paru yang baik dapat membuat seseorang mempertahankan kecepatan pemrosesan otak dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Para peneliti menuturkan fungsi paru-paru yang berkurang akan memiliki efek negatif pada kemampuan berpikir seseorang. Namun jika terjadi perubahan fungsi berpikir maka hal ini tidak akan mempengaruhi kesehatan paru-paru.
Dalam studi ini peneliti menganalisis data dari 832 orang yang berusia 50-85 tahun di Swedia selama 19 tahun, dan hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science.
"Kesimpulannya apapun yang bisa Anda lakukan untuk mempertahankan fungsi paru-paru dapat bermanfaat bagi kinerja cairan kognitif di otak," ujar penulis studi Charles Emery, profesor psikologi di Ohio State University, seperti dikutip HealthDay, Sabtu (13/10/2012).
Emery menambahkan melakukan latihan rutin dan berhenti merokok merupakan metode utama dalam menjaga kesehatan paru-paru. Namun faktor nutrisi dan paparan lingkungan dengan meminimalkan polusi juga bisa berperan.
Meski studi ini tidak melihat hubungan kedua hal ini, tapi Emery dan kolega memperkirakan kesehatan paru-paru yang buruk dapat menurunkan ketersediaan oksigen dalam darah. Hal ini pada gilirannya dapat mempengaruhi zat kimia yang mengirimkan sinyal ke sel-sel otak.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa fungsi paru-paru dapat berpengaruh terhadap aspek-aspek lain di tubuh. Hal ini memberikan wawasan baru terkait penurunan di bagian tertentu bisa berkontribusi terhadap fungsi di daerah lain.