Cedera sendi selalu jadi ancaman saat berolahraga,
terutama bagi para atlet profesional maupun penggemar olahraga berat.
Terkadang dibutuhkan operasi yang rumit dan tentunya meninggalkan luka
operasi yang bisa membekas seumur hidup.
Operasi tulang sendi biasanya dilakukan untuk kasus-kasus tertentu seperti patah tulang dan putus urat. Ada 2 jenis teknik operasi yang sering dilakukan, yakni operasi konvensional yakni bedah terbuka dan yang kedua adalah bedah minimal infasif atau antroskopi.
Kelebihan bedah minimal invasif dibanding prosedur operasi yang lain adalah bekas lukanya tidak terlalu kelihatan karena sayatannya sangat kecil. Selain secara kosmetik lebih menarik, masa pemulihan dan perawatannya juga lebih singkat dibanding operasi biasa.
Salah satu teknik bedah minimal infasif adalah artroskopi yang dilakukan melalui sayatan kecil di permukaan kulit. Pipa-pipa untuk menggerakkan kamera video dan berbagai peralatan bedah dimasukkan ke dalam persendian melalui sayatan kecil tersebut.
"Artroskopi adalah teknik pembedahan sayatan kecil atau minimally invasive untuk mengatasi beberapa jenis gangguan sendi," terang dr Sapto Adji SpOT, spesialis ortopedi Sport Clinic RS Premier Bintaro dalam rilis yang diterima detikHealth, Rabu (24/10/2012).
Prosedurnya tidak dilakukan dengan membedah sendi, melainkan dengan membuat tiga sayatan di area sendi. Masing-masing panjangnya hanya 1 cm hingga 1,5 cm.
Melalui sayatan itu, alat-alat operasi yang bentuknya serupa pipa dimasukkan dan dikendalikan dokter dari luar. Pipa pertama adalah kamera video yang tersambung dengan layar monitor. Kamera ini menjadi mata dokter dalam melihat kondisi jaringan di dalam sendi.
Pipa-pipa berikutnya adalah alat-alat untuk melakukan prosedur-prosedur operasi termasuk menjahit dan membersihkan sendi. Pada kasus Cedera, lutut dokter menjahit robekan pada ligamen dan meniskus lutut kirinya.
Artroskopi digunakan untuk mengatasi cedera sendi yang mengakibatkan robekan pada jaringan di dalamnya. Atlet maupun para pehobi olahraga kerap memanfaatkan fungsi artroskopi ini untuk mengatasi cedera sendi yang mereka alami.
Prosedur artroskopi umumnya berlangsung selama 1-2 jam. Sesudahnya, pasien perlu menjalani proses pemulihan atau rehabilitasi selama beberapa bulan sebelum sendi bisa digunakan seperti sedia kala.
Selain untuk mengatasi jaringan yang rusak karena trauma, artroskopi juga dipakai untuk 'membersihkan' sendi. Umumnya, prosedur ini diperlukan pasien-pasien usia lanjut yang sendinya mengalami pengapuran. Kalau tidak dibersihkan, sendi berkapur akan melepaskan zat-zat peradangan yang menimbulkan nyeri.
Operasi tulang sendi biasanya dilakukan untuk kasus-kasus tertentu seperti patah tulang dan putus urat. Ada 2 jenis teknik operasi yang sering dilakukan, yakni operasi konvensional yakni bedah terbuka dan yang kedua adalah bedah minimal infasif atau antroskopi.
Kelebihan bedah minimal invasif dibanding prosedur operasi yang lain adalah bekas lukanya tidak terlalu kelihatan karena sayatannya sangat kecil. Selain secara kosmetik lebih menarik, masa pemulihan dan perawatannya juga lebih singkat dibanding operasi biasa.
Salah satu teknik bedah minimal infasif adalah artroskopi yang dilakukan melalui sayatan kecil di permukaan kulit. Pipa-pipa untuk menggerakkan kamera video dan berbagai peralatan bedah dimasukkan ke dalam persendian melalui sayatan kecil tersebut.
"Artroskopi adalah teknik pembedahan sayatan kecil atau minimally invasive untuk mengatasi beberapa jenis gangguan sendi," terang dr Sapto Adji SpOT, spesialis ortopedi Sport Clinic RS Premier Bintaro dalam rilis yang diterima detikHealth, Rabu (24/10/2012).
Prosedurnya tidak dilakukan dengan membedah sendi, melainkan dengan membuat tiga sayatan di area sendi. Masing-masing panjangnya hanya 1 cm hingga 1,5 cm.
Melalui sayatan itu, alat-alat operasi yang bentuknya serupa pipa dimasukkan dan dikendalikan dokter dari luar. Pipa pertama adalah kamera video yang tersambung dengan layar monitor. Kamera ini menjadi mata dokter dalam melihat kondisi jaringan di dalam sendi.
Pipa-pipa berikutnya adalah alat-alat untuk melakukan prosedur-prosedur operasi termasuk menjahit dan membersihkan sendi. Pada kasus Cedera, lutut dokter menjahit robekan pada ligamen dan meniskus lutut kirinya.
Artroskopi digunakan untuk mengatasi cedera sendi yang mengakibatkan robekan pada jaringan di dalamnya. Atlet maupun para pehobi olahraga kerap memanfaatkan fungsi artroskopi ini untuk mengatasi cedera sendi yang mereka alami.
Prosedur artroskopi umumnya berlangsung selama 1-2 jam. Sesudahnya, pasien perlu menjalani proses pemulihan atau rehabilitasi selama beberapa bulan sebelum sendi bisa digunakan seperti sedia kala.
Selain untuk mengatasi jaringan yang rusak karena trauma, artroskopi juga dipakai untuk 'membersihkan' sendi. Umumnya, prosedur ini diperlukan pasien-pasien usia lanjut yang sendinya mengalami pengapuran. Kalau tidak dibersihkan, sendi berkapur akan melepaskan zat-zat peradangan yang menimbulkan nyeri.