Banyak orang modern yang begitu menyanjung berbagai aktivitas yang jarang menggerakkan anggota badan. Bekerja kantoran dengan duduk seharian, menonton teve, main game mejadi beberapa aktivitas yang disukai. Inilah bentuk kemalasan bergerak yang dapat berujung keburukan bagi kesehatan di masa depan.
Studi dari University of Missouri, Amerika Serikat, mengatakan, kemalasan untuk aktif bergerak secara fisik menjadi pemicu ketidakmampuan tubuh mengontrol gula darah dan penyakit jantung. Pada orang yang jarang bergerak juga ditemui memiliki aktivitas tidak sehat,
seperti kebiasaan makan yang asal-asalan, mengalami obesitas, merokok,
dan cenderung berperilaku hidup tidak sehat. Bahkan, mereka tidak sempat
meluangkan waktu untuk berolahraga.
Pada studi ini, peneliti melibatkan sekelompok orang yang aktif
berolahraga. Relawan ini diminta menghentikan kebiasaan aktif bergerak
dan menjadi orang malas. Mereka diharapkan meminimalkan gerak tubuh
dengan pola makan yang tetap. Kadar gula mereka dipantau terus 24 jam
selama tiga hari. Setelah itu, mereka diperbolehkan olahraga kembali
selama tiga hari.
Hasilnya, para relawan memiliki kadar gula 25 persen lebih tinggi saat mereka menjadi pemalas.
Gula darah melonjak tanpa kontrol. Namun hal ini menjadi sebaliknya
ketika relawan kembali melakukan aktivitas berolahraga. Setelah tiga
hari berolahraga, tidak ada peningkatan gula darah yang signifikan. Gula
darah kembali normal.
Oleh karena itu, orang yang dalam keseharian memiliki kebiasaan
kurang gerak sebaiknya mengimbanginya dengan berolahraga. Ini akan
menjadi hal yang baik untuk mencegah resistensi insulin yang dapat menimbulkan penyakit diabetes tipe 2.