Selain vitamin C, vitamin D dikenal dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, sebuah studi terbaru dari Selandia Baru mengungkapkan, vitamin D tidak punya pengaruh signifikan untuk menghalau penyakit pilek. Penelitian ini dimuat dalam Jurnal Asosiasi Medis Amerika.
Pilek disebabkan oleh virus. Penyakit ini tidak bisa diobati dengan antibiotik yang peruntukannya untuk bakteri. Namun, dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang kuat, virus penyebab pilek bisa diatasi.
Penelitian terhadap manfaat vitamin D ini seperti menyanggah anggapan
sebelumnya tentang peran sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus.
Tim peneliti dari Selandia Baru tersebut memiliki kesimpulan sendiri
setelah melakukan pengamatan terhadap 322 orang yang menjadi relawan.
Relawan tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Sebanyak 161 orang mendapatkan vitamin D selama 18 bulan dan separuh lainnya mengonsumsi vitamin D palsu atau plasebo.
Dalam rentang waktu itu didapatkan hasil kedua kelompok relawan
mengalami sakit pilek dengan frekuensi yang sama. Relawan yang aktif
mengonsumsi vitamin D tidak lantas lebih tercegah dari pilek dibanding
relawan yang hanya makan plasebo. Seperti dikutip BBC, biasanya dalam satu tahun, orang dewasa mengalami pilek empat kali dan anak-anak 10 kali.
Namun, penelitian ini mendapatkan catatan Profesor Ronald Eccles dari
Pusat Flu di Universitas Cardiff. Menurutnya peneltian tersebut tidak
bisa dijadikan patokan mutlak. Pasalnya, efektivitas suplemen berbeda untuk setiap orang dan vitamin D telah dikenal ilmiah dalam membangun sistem kekebalan tubuh.