Satu-satunya cara agar anda dapat keluar dari lilitan hutang adalah
dengan memahami mengapa anda berhutang pada saat pertama kali.
Banyak bukti telah menunjukkan bahwa …
Anda tidak akan dapat menabung meskipun pendapatan / gaji anda naik.
Anda tidak akan dapat menabung meskipun cicilan mobil anda telah lunas.
Anda tidak akan dapat menabung meskipun anak-anak anda telah dapat
membiayai hidupnya sendiri. Dan meskipun anda memiliki uang 1 milyar di
tangan anda saat ini, tetap anda tidak akan dapat menyisihkan uang 1 sen
pun.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Sebab, anda hanya bisa menabung jika menabung menjadi suatu kebiasaan
yang emosional. Anda hanya bisa menabung jika anda memperlakukan uang
anda secara berbeda.
Jadi inilah beberapa hal mengapa anda bisa terlilit dengan hutang :
1. Anda membeli barang-barang yang tidak terlalu anda butuhkan.
Berhentilah membeli barang-barang menurut kat hati anda! Jika perlu
hindarilah pergi ke mall! Sebab mall adalah sumber hutang pribadi anda.
Tidak ada alasan memanjakan diri anda dengan membeli barang-barang
bermerk yang sebetulnya tidak anda butuhkan.
2. Anda menggunakan kartu kredit untuk membeli barang-barang yang anda tidak mampu membelinya secara tunai.
Jika anda tidak dapat membeli secara tunai hari ini, jangan membelinya! Sesederhana itu rumusnya.
3. Anda berpikir bahwa merek produk tertentu menandakan status sosial, ’ngetrend’, gaya dsb.
Mobil membawa anda dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dompet
adalah tempat menyimpan uang dan surat-surat penting anda. Kacamata
hitam melindungi mata anda dari sinar matahari. Kaos menjaga anda tetap
hangat. Jika anda selalu membayar sangat mahal untuk produk-produk
tersebut demi status sosial, ‘ngetrend’ atau gaya, dibanding dengan
fungsinya itu sendiri, berarti anda dalam masalah.
4. Anda membeli mobil baru setiap beberapa tahun.
Lihat poin saya sebelumnya. Mobil berfungsi mengantarkan anda dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Jika anda membeli sebuah mobil baru
setiap beberapa tahun meskipun mobil lama anda masih berfungsi dengan
sangat baik, maka anda sedang berusaha keras untuk mengesankan ‘sesuatu’
yang salah pada orang-orang… dan anda sendiri sedang dalam proses
menuju pada kebangkrutan.
5. Anda membeli sesuatu yang sebetulnya bisa anda pinjam atau sewa.
Poinnya adalah jika anda hanya sesekali menggunakan barang tersebut,
kenapa anda tidak meminjam dari teman anda atau menyewanya saja? Sebagai
contoh, saya hampir saja membeli sebuah tangga lipat yang mungkin saya
hanya pergunakan setahun 1-2 kali, padahal saya bisa meminjamnya dari
orangtua saya.
6. Anda membayar harga normal untuk setiap barang/jasa yang anda beli.
Anda dapat menghemat sampai 10 juta rupiah setiap tahun jika saja
anda mau menunggu membeli barang/jasa dan berbelanja pada outlet-outlet
yang memberikan discount.
7. Anda memiliki (atau menyewa) rumah lebih besar dari yang anda butuhkan.
Ketika anda membeli atau menyewa rumah lebih besar dari yang anda
butuhkan, anda berarti akan membuang uang untuk membayar biaya bulanan
yang lebih mahal, biaya pemeliharaan yang lebih tinggi dan membeli
‘barang-barang’ untuk mengisi ruang yang kosong.
8. Anda tidak memiliki rencana anggaran.
Apakah anda berasumsi bahwa jika anda menunggu dan mencari uang lebih
banyak, maka keuangan anda akan membaik dengan sendirinya? Jika anda
berpikiran seperti itu maka anda salah besar! Diperlukan pembuatan
rencana anggaran yang serius untuk menghilangkan hutang-hutang anda
serta mulai membangun kekayaan. Jadi mulailah membuat rencana anggaran
sekarang!
9. Anda tidak mengoptimalkan modal yang anda miliki.
Anda harus membuat kesempatan uang anda untuk membuat uang kembali
(leverage). Setiap modal yang anda miliki, tidak peduli seberapa kecil,
harus dipergunakan untuk investasi. Jika modal anda tidak
diinvestasikan, maka uang anda akan kehilangan nilainya karena faktor
inflasi.
10. Anda menikah dengan pasangan yang ’shopping oriented’.
Anda tidak akan keluar dari lilitan hutang jika anda menikah dengan
seseorang yang selalu membelanjakan uang yang anda hasilkan. Jadi
tolonglah belahan jiwa anda tersebut untuk bertanggung jawab terhadap
keuangan, kecuali jika anda ingin menjalani hidup lebih berat di masa
mendatang.
11. Anda tidak pernah dibekali pendidikan dasar tentang pengaturan keuangan.
Ilmu keuangan bukan insting yang dibawa sejak lahir. Anda harus cukup
mendapatkan bekal pendidikan tentang pengaturan keuangan, entah itu
lewat pendidikan formal atau otodidak. Jika tidak, anda tidak akan
kemana-kemana, tetap dalam lilitan hutang.
12. Anda memiliki mental ’ingin cepat kaya’.
Hanya 0.01% orang yang memiliki kekayaan secara instan, contohnya
warisan orang tua. Sisanya sebesar 99.99%, kekayaan tidak akan datang
secara instan. Jadi jika anda menghabiskan waktu dan uang anda untuk
melakukan skema ’ingin cepat kaya’, yang terjadi justru hutang akan
melilit anda.
13. Anda memiliki kebiasaan yang buruk.
Mabuk-mabukan dan judi adalah contoh yang sempurna dari sekian banyak
kebiasan buruk, dimana anda memilih untuk menukar kesenangan jangka
pendek/sesaat dengan kesengsaraan jangka panjang, yaitu hutang dan
ketidaknyamanan.
14. Anda banyak menyia-nyiakan waktu anda sendiri.
Mereka mengatakan “waktu adalah uang”, dan saya tambahkan disini
waktu lebih berharga dibandingkan uang. Waktu adalah hal terbesar dalam
kehidupan. Uang yang hilang, dapat dicari kembali, namun waktu tidak
tergantikan. Jadi jika anda gagal mengatur waktu anda, maka sudah pasti
anda akan gagal mengatur uang anda … dan anda akan gagal juga dalam
setiap aspek kehidupan anda. Jadi fokuskan waktu dan energi anda pada
hal-hal yang penting, lupakan yang lain.
15. Anda tidak menjaga kesehatan anda.
Jagalah selalu tubuh dan pikiran anda tetap sehat! Masalah-masalah
kesehatan akan menguras uang anda dan jika ini berkelanjutan, maka sudah
dipastikan anda akan mengalami masalah keuangan jangka panjang.
Ingatlah selalu bahwa hutang dapat dihindari dan dihilangkan. Hanya
membutuhkan sedikit usaha, pendidikan dan determinasi untuk membuat
semuanya menjadi mungkin. Seperti telah saya utarakan, hiduplah dengan
sederhana. Jangan menggunakan uang untuk mengesankan orang lain. Jangan
hidup dengan anggapan bahwa kekayaan selalu diukur dengan materi. Kelola
uang anda dengan bijak sehingga uang tidak mengatur anda.