Pernikahan merupakan gerbang awal yang
membawa kita pada kehidupan rumah tangga yang penuh dengan dinamika.
Anda akan menjadi istri sekaligus ibu dari anak-anak Anda. Banyak
masukan yang Anda terima dari rekan seputar pernikahan dan kadang hal
tersebut malah makin membuat Anda cemas memasuki menjalani kehidupan
berumah tangga.
Jangan khawatir. Berikut ini mitos-mitos yang terpecahkan telah dilansir dari womansday.com. Mitos apa saja sih? Ini dia.
Pernikahan akan merubah diri seseorang
Saat
pacaran, Anda merasa dia adalah sosok yang sempurna. Namun ketika Anda
telah menikah, Anda merasa bahwa dia jauh berubah. Perubahan memang
merupakan hal yang tak akan berhenti sampai kapanpun dalam kehidupan
ini. Namun perlu Anda sadari bahwa setiap orang memiliki poin plus dan
minus. Bila hal minus itu hanya seputar dia malas membereskan tempat
tidur atau tidak membantu Anda mencuci piring, Anda tidak perlu
membesar-besarkan masalah tersebut. Namun bila ia memiliki poin minus
seperti berjudi, mabuk atau kebiasaan buruk lainnya, sebaiknya Anda
berhati-hati karena kebiasaan itu tidak sekejap saja berubah.
Setelah menikah, Anda akan berhenti berkembang
Perkembangan
adalah hal yang akan terjadi sepanjang usia Anda. Menikah bukan berarti
Anda tidak lagi tumbuh. Secara psikologi, pikiran Anda akan berkembang
dan Anda bukan saja menikah dan menjadi dewasa. Anda pun akan mengalami
banyak fase dalam pernikahan dan ini akan Anda hadapi bersama dengan
pasangan Anda.
Pasangan yang menikah harus memiliki ketertarikan yang sama
Memang
akan sangat menarik di mana Anda bisa melakukan hal-hal bersama
pasangan Anda. Namun hal yang mendasar dari itu semua adalah
keharmonisan, bukan sekedar karena memiliki kesukaan yang sama. meski
Anda berdua memiliki perbedaan sekalipun, bila Anda mampu membungkusnya
dengan keharmonisan, maka rumah tangga Anda pun akan tetap menyenangkan.
Suami harus menjadi sahabat baik Anda
Suami
mungkin menjadi hal yang nomor satu untuk Anda, namun bukan berarti dia
akan menjadi satu-satunya orang bagi Anda. Sebagai wanita, Anda perlu
menjaga komunikasi dengan teman-teman Anda. Suami Anda tidak bisa
sepenuhnya mengisi hari-hari Anda karena pada dasarnya dia tidak bisa
menjalankan yang sudah menjadi peran teman-teman Anda. Begitu pula
dengan suami Anda yang tentunya akan membutuhkan waktu sejenak berkumpul
dengan sahabat-sahabatnya.
Pertengkaran mengarah pada perceraian
Jangan
cepat menyerah dengan keadaan. Inilah tantangan dalam pernikahan,
bagaimana cara Anda dan pasangan menghargai perbedaan pendapat,
sama-sama menyelesaikan masalah dan mengungkapkan perasaan satu sama
lain. Ini justru momen di mana Anda dan suami bisa makin dekat, yakni
dengan berusaha sama-sama menjadi bagian dari solusi dan bukan hanya
mempermasalahkan suatu keadaan.
Punya anak akan mendekatkan Anda dengan suami
Lantas
Anda buru-buru membuat program untuk memiliki keturunan. Jangan
terburu-buru. Pada dasarnya, sekalipun Anda memiliki anak namun tidak
dilandasi dengan kesiapan menjadi orang tua, hal itu akan sia-sia. Yang
Anda perlukan adalah komitmen bersama untuk mengasuh dan menjadi orang
tua yang baik bagi anak tersebut, bukan hanya kehadiran anak tersebut.
Mertua akan menjadi musuh Anda
Bila
Anda sudah membangun mind set demikian sejak awal, maka itulah yang
akan terjadi. Anda tidak perlu merasa risih bila mertua Anda mengatakan
Anda tidak bisa memasak. Anggap saja ia sedang memberikan masukan bahwa
ia sedang membantu Anda untuk menjadi istri yang lebih baik, sehingga
Anda bisa lebih rileks menghadapi reaksi-reaksi lumrah mertua Anda.
Menjalani
bahtera pernikahan tentu akan mengalami pasang surut dan badai
permasalahan yang tak terduga. Sebagai wanita, kita sebaiknya lebih
cerdik mencari celah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kuncinya,
dengan meningkatkan keyakinan pada diri sendiri dan percaya bahwa
pasangan kita dan kita mampu membawa pernikahan ini ke arah kebahagiaan.
Semoga bermanfaat ya.....