Anak-anak Bisa Agresif Karena Minuman Bersoda


Sebaiknya jangan dibiasakan anak Anda mengonsumsi minuman soda terlalu sering. Pasalnya, rutin mengonsumsi soda dihubungkan dengan kemunculan gangguan emosi pada anak yang menyebabkan mereka menjadi lebih agresif. Demikian menurut studi dari Universitas Princeton dan Universitas Columbia, seperti dilansir She Knows.

Minuman soda sebelumnya telah dikenal memiliki banyak efek buruk di balik rasanya yang nikmat. Soda dikaitkan dengan masalah gigi keropos, meningkatkan risiko serangan jantung, risiko obesitas, hingga risiko hipertensi. Studi kali ini menemukan, anak-anak yang terbiasa minum soda cenderung mengalami agreasivitas dalam sikap dan lebih menarik diri dari
lingkungan.

Studi yang dimuat Journal of Pediatrics ini melibatkan data 2.929 pasangan ibu dan anak. Dari jumlah tersebut ada 43 persen anak-anak yang minum minimal satu porsi soda setiap hari. Dan, ada empat persen anak-anak di antaranya bahkan meminum empat hingga lebih porsi soda setiap harinya. Peneliti juga menyesuaikan temuan dengan pengaruh variabel lain seperti status sosial ekonomi, depresi ibu, hingga kekerasan dalam rumah tangga.

Hasilnya, anak-anak yang lebih banyak minum soda memiliki tingkat agresivitas yang cukup tinggi. Peneliti mencontohkan, anak yang minum empat hingga lebih porsi soda setiap hari, dua kali lebih mungkin melakukan pengrusakan berbgai hal dan terlibat dalam perkelahian di banding anak-anak yang tidak minum soda sama sekali. Bahkan, peneliti mengatakan hasil yang ditemukan cukup mencolok.

Namun, peneliti mengingatkan untuk berhati-hati dalam menafsirkan temuan ini. Pasalnya, penyebab anak-anak menjadi agresif bukan berarti akan muncul dari minum soda. Soda mungin menjadi salah satu pemicu mereka menjadi agresif.

Perlu digarisbawahi terkait soda, minuman ini memang memiliki kadar kafein dan gula cukup tinggi. Sebaiknya, anak-anak tidak sampai kecanduan dengan soda mengingat risiko buruk di kemudian hari.
“(Minuman ini) dapat memicu pelepasan hormon pengaturan kontra ‘stres’ seperti adrenalin dan kortisol. Ini adalah hormon ‘fight or flight’ yang membuat kita gelisah, mudah marah, dan cemas. Tentu bukan sesuatu yang kita inginkan terjadi pada muda anak-anak yang sudah kacau oleh lingkungan,” kata Dr Ann Kulze, MD, dari situs Dranns10steps.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
xiaomi